Nyeri Haid

Dalam menjalani hidupnya, wanita akan melewati beberapa fase perubahan alami di tubuhnya serta sakit yang menyertainya, yaitu saat mengalami haid pertama, pertama kali berhubungan seksual, mengandung dan melahirkan, hingga menopause (berhentinya Haid).

Salah satu masalah yang paling sering menjadi keluhan oleh kebanyakan wanita adalah nyeri saat Haid atau biasa dikenal dismenorrhea, karena dialami setia bulan atau setiap 28 hari untuk masa haid normal. Nyeri saat Haid merupakan hal yang lumrah dialami oleh setiap wanita, akan tetapi yang membedakannya adalah apabila hal tersebut mengganggu aktivitas dan kehidupan sehari-harinya.

Nyeri saat haid dapat kita kategorikan menjadi dua, yaitu nyeri primer dan sekunder. Nyeri haid primer yaitu nyeri Haid yang tidak berhubungan dengan kelainan patologis yang berasal dari panggul dan organ di dalamnya. Nyeri ini dapat terjadi 2-3 tahun setelah Haid pertama dan mencapai puncaknya saat wanita mencapai usia 15-25 tahun. Kemudian nyeri akan menurun intensitasnya seiring dengan pertambahan usia dan menghilang saat wanita melahirkan secara alami. Nyeri ini dapat bersifat hilang timbul atau menetap. Biasanya nyeri terasa 24 jam sebelum Haid dan berakhir 24-36 jam setelah haid berhenti. Nyeri dirasakan pada perut bagian bawah yang kemudian dapat menyebar ke punggung atau bagian dalam paha. Gejala-gejala lain yang dapat menyertai antara lain mual, muntah, sakit kepala, cemas, gelisah, diare, pingsan, dan perut kembung.

Saat menjelang haid tubuh wanita menghasilkan suatu zat yang disebut prostaglandin. Zat tersebut mempunyai fungsi yang salah satunya adalah membuat dinding rahim berkontraksi dan pembuluh darah sekitarnya terjepit (konstriksi) yang menimbulkan iskemi jaringan. Intensitas kontraksi ini berbeda-beda tiap individu dan bila berlebihan akan menimbulkan nyeri saat haid. Selain itu prostaglandin juga merangsang saraf nyeri di rahim sehingga menambah intensitas nyeri. Prostaglandin juga bekerja di seluruh tubuh, hal ini menjelaskan mengapa ada gejala-gejala yang menyertai nyeri saat haid.

Adapun kelainan yang dapat menimbulkan nyeri haid sekunder antara lain :
endometriosis
sindroma Allen
mosters
sindroma kongesti pelvis
kista ovarii dan tumor
penyakit infeksi panggul
adenomyosis
myoma uteri
polip uteri
sindroma asherman
kelainan kongenital
alat kontrasepsi intra uterin
stenosis dan sumbatan vagina, dll

Tips untuk mencegah nyeri saat haid :
Olahraga ringan saat haid, namun hindari olahraga berat.
Hindari konsumsi alkohol, kopi, dan juga coklat karena dapat meningkatkan kadar estrogen yang nantinya dapat memicu lepasnya prostaglandin. Hindari juga makanan bersuhu dingin misalnya es krim.
Konsumsi vitamin E, vitamin B6, atau minyak ikan.
Konsumsi sayuran dan buah-buahan serta makanan rendah lemak.

Beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mengatasi sakit perut saat haid :
Kompres dengan botol panas (hangat) tepat pada bagian yang terasa kram (bisa di perut atau pinggang bagian belakang)
Mandi air hangat, boleh juga menggunakan aroma terapi untuk menenangkan diri
Minum minuman hangat yang mengandung kalsium tinggi
Mengosok-gosok perut/pinggang yang sakit
Ambil posisi menungging sehingga rahim tergantung ke bawah. Ini bisa membantu relaksasi
Tarik napas dalam-dalam secara perlahan untuk relaksasi.

Beberapa mitos seputar menstruasi yang tidaklah benar, yaitu:

1. Minuman bersoda dapat mempercepat selesainya menstruasi.
Menstruasi adalah proses luruhnya dinding rahim sebagai akibat tidak adanya pembuahan. Sakit tidaknya atau lancar tidaknya proses ini selain dipengaruhi oleh hormon juga dipengaruhi oleh faktor psikis. Karena itu tidak ada hubungan antara minuman bersoda dengan menstruasi yang lebih cepat.

Keluhan nyeri haid juga disebabkan oleh faktor posisi rahim. Bila posisi rahim menyebabkan leher rahim (saluran keluarnya darah haid) terjepit, maka akan menimbulkan keluhan nyeri. Obat-obatan tertentu bisa memperpanjang atau memperpendek lamanya hari menstruasi.

2. Jangan minum air es saat menstruasi.
Air dingin tidak memiliki efek apapun saat menstruasi. Selama tidak merasakan sakit atau perut kembung, maka minum air es sah-sah saja.

3. Memakai pembalut saat menstruasi bisa menyebabkan kemandulan.
Secara medis pembalut merupakan sarana yang membantu seseorang agar tetap bersih dan tidak lembab selama menstruasi. Pada dasarnya semua pembalut itu sehat, tapi sebagian perempuan ada juga yang mengalami alergi atau iritas. Ini dikarenakan sensitivitas dari organ kelamin setiap orang berbeda-beda. Karena itu disarankan agar setiap menstruasi mengganti pembalut sesering mungkin (idealnya setiap 4 jam).

4. Tidak boleh berenang saat menstruasi.
Selama perempuan memakai pembalut dan tidak merasa risih, maka berenang saat menstruasi boleh-boleh saja dilakukan. Hal ini tidak akan mempengaruhi kesehatan. Tapi jika perut terasa kram, sebaiknya hentikan aktivitas berenang.

5. Perempuan remaja yang belum menstruasi tidak dapat hamil.
Mitos ini sangat kuat melekat di masyarakat, padahal pernyataan ini tidaklah benar. Kehamilan itu berkaitan dengan ovulasi (matangnya sel telur). Beberapa remaja bisa saja mendapatkan menstruasi sebelum masa ovulasi, bersamaan saat tubuh beradaptasi dengan tingkatan hormon. Tapi beberapa remaja lainnya ada yang mengalami ovulasi terlebih dahulu sebelum menstruasi. Jadi bisa saja terjadi kehamilan sebelum mendapat menstruasi pertama.

Bila siklus haid sudah berlangsung, yaitu saat memasuki usia akil baligh maka sel telur sudah dipersiapkan setiap siklusnya. Tapi karena masih dalam proses awal, seringkali pematangan sel telur belum terjadi secara sempurna sehingga menyebabkan haid tidak teratur. Terjadinya haid bisa berarti sudah dihasilkannya sel telur (ovulatoar) atau bisa juga tanpa sel telur (anovulatoar).




Referensi:
Fortner, Kimberly B.; Szymanski, Linda M.; et .al, Johns Hopkins Manual of Gynecology and Obstetrics, The, 3rd Edition;Maryland,2007
acog.org dan health.detik.com

0 komentar:

Wanita Pintar, Wanita yang Peduli akan Kesehatan Dirinya